Rabu, 02 Desember 2009

Stress itu Tantangan Hidup

Pada hari Rabu tanggal 11 November kemarin, kiper tim nasional Jerman dan Hannover 96, Robert Enke (32) telah melakukan bunuh diri dengan melemparkan dirinya ke bawah kereta api express. Hal ini diakibat dari rasa stress dan depresi yang bekepanjangan. Mulai dari ditinggal mati putri kesayangannya satu-satunya yang meninggal dalam usia dua tahun, akibat dari penyakit jantung yang misterius. Belum lagi stress menjadi anggota dari tim nasional sepakbola Jerman, dimana dalam setiap pertandingan selalu timbul pertanyaan: “Apakah dalam pertandingan berikutnya saya akan terpilih?”

Kesuksesan itu tidak selalu membawa hal-hal yang positif, masalahnya semakin sukses seseorang, pada umumnya jadwal kerja maupun tanggung jawabnya pun semakin bertambah pula, belum lagi target bulanan yang harus dipenuhi. Kehidupan seperti itu membuat seseorang jadi rentan penyakit yang namanya stress.

Stress ini bukan saja membuat kita jadi sakit, tapi juga menyebabkan kita bersikap buruk terhadap orang-orang dekat di sekitar kita. Akibat sress tersebut kita jadi cepat tersinggung sehingga untuk hal-hal yang kecil sekalipun; kita langsung ngambek. Maka tidaklah heran, apabila banyak terjadi perceraian. Buat apa kesuksesan tersebut apabila akhirnya kita ditinggal pergi oleh orang yang kita kasihi. Pada umumnya orang yang stress jadi merokok lebih banyak ataupun mengkonsumsi alkohol secara berlebihan.

Stress bukan saja diakibatkan karena masalah pekerjaan saja, tetapi sering juga terjadi, karena kesulitan keuangan ataupun ditinggal oleh orang yang kita kasihi.

Penyebab utama dari stress adalah pikiran dan otak kita sendiri. Kitalah yang menentukan apakah kita mau hidup dalam keadaan stress ataukah tidak?

Pada umumnya saya pribadi jarang mengalami stress, karena adanya problem. Keseimbangan saya baru goyah dan mulai merasa stress, apabila saya ditinggal oleh orang yang saya kasihi misalnya ditinggal mati oleh sahabat ataupun orang tua.

Apabila terjadi problem atau masalah di dalam kehidupan saya, pertama saya mengucapkan banyak terima kasih, karena telah diberikan kepercayaan untuk mengatasi problem tersebut. Setiap problem yang timbul saya nilai ini sebagai satu tantangan atau latihan. Sama seperti juga olahragawan semakin tangguh lawannya; ia merasa semakin bangga, karena telah mendapatkan kepercayaan untuk bertanding dengan lawan yang lebih tangguh.

Tidak bisa dipungkiri bahwa terkadang stress itu membuat Fun atau menggembirakan kita. Misalnya dengan naik jet coaster, arum jeram ataupun terjun bungee, bahkan mengadakan perjalanan jauh pun sudah bisa dianggap sebagai stress yang dicari. Tanyalah sama diri sendiri apakah tidak stress kalau kita pulang mudik pada saat Lebaran ataupun liburan akhir tahun? Jadi tidaklah salah dengan adanya stress ini dapat membuat hidup kita menjadi lebih hidup!

Problem akan selalu timbul disetiap kehidupan manusia, sama seperti juga datangnya hujan. Apakah bisa saya melawan agar tidak terjadi hujan? Tentu tidak! Yang penting adalah bagaimana saya menyikapi situasi tersebut. Misalnya apabila hujan datang, jangan langsung di vonis dan mengeluh sebagai hari buruk, melainkan terima kenyataan tersebut sebagai fakta bukannya sebagai problem. Keluhan akan membuat kita berpikiran negativ hal inilah yang membuat orang jadi stress. Pada saat kita memiliki pikiran negativ otak kitapun tidak akan bisa berpikir dengan baik untuk mencari solusi yang positiv.

Tanyalah sama diri sendiri berapa ribuan problem yang telah Anda atasi di dalam kehidupan ini, apakah dengan adanya problem-problem tersebut Anda menjadi mati karenanya; tentu tidak. Kenyataannya entah bagaimana besarnya sekalipun problem tersebut; problem itu akhirnya bisa dilewati juga. Jadi don wori en bi hepilah, what ever will be, well be lah, sebab problem yang sekarang sedang Anda hadapi sekalipun pasti akan bisa teratasi juga. Bagaimana gelapnya malam selalu akan diakhiri oleh matahari terbit. Maka dari itu daripada mikirin stress lebih baik tersenyum sambil bernyanyi Morning Has Broken.

Jumat, 06 November 2009

SEJARAH SIMATARAJA SIMARMATA

Simarmata adalah salah satu marga Batak yang terdapat dalam komunitas masyarakat Batak Toba dari Samosir di provinsi Sumatra Utara, Indonesia.
  • Ompu Tuan Binur


Adalah putera sulung Raja Isumbaon yang sebenarnya bernama Ompu Tuan Nabolon, namun sampai kini keturunannya dinamai pomparan Nai Ambaton menurut ibu leluhurnya dan walaupun keturunan Naiambaton sudah lebih dari 50 marga dan lebih kurang 20 generasi, sampai sekarang masih tetap mempertahankan "ruhut bombong" yaitu peraturan yang tidak memperbolehkan perkawinan sesama marga yang termasuk seluruh marga Nai Ambaton. Nai Ambaton mempunyai 5 putera, tetapi ada pendapat yang mengatakan tiga orang putera dan ada juga mengatakan empat orang. Meskipun ada perbedaan pendapat tetapi tentang jumlah dan marga-marga yang termasuk keturunan Raja Nai Ambaton hampir semua sepakat. Tulisan ini mengikuti pendapat yang mengatakan putera Nai Ambaton ada 4 orang, masing-masing:Simbolon Tua, Saragi Tua, Tamba Tua, Munte Tua. Dari keempat marga induk inilah lahir berpuluh puluh marga keturunan Nai Ambaton. Saragi Tua mempunyai 2 orang putera yaitu Ompu Tuan Binur dan Ompu Partumpuan (Ompu Saragi). Ompu Tuan Binur kawin dengan Bunga Ria Boru Manurung, puteri Raja Manurung yang tinggal di negeri Sihotang. Ompu Tuan Binur kemudian mendirikan kampung yang bernama Huta Namora di Rianiate, dekat Pangururan dan menjadi raja dari daerah sekitarnya. Ompu Tuan Binur mempunyai 4 orang putera yaitu Lango Raja, Saing Raja, Mata Raja dan Deak Raja, dan kedua puterinya kawin dengan Sihotang Marsoit dan Limbong Naopatpulu.


  • Ompu Simataraja Simarmata.

Putera ketiga dari Ompu Tuan Binur yaitu Simataraja, yang kemudian kawin dengan puteri Raja Saudakkal dari Limbong Mulana, bernama Lahatma boru Limbong Sihole, dan selanjutnya mereka tinggal didaerah bernama Simarmata, sebagai bona pasogit dari seluruh keturunan Ompu Simataraja marga Simarmata. Kapan persisnya Simataraja memakai marga Simarmata, kurang jelas. Dari perkawinannya, Simataraja mempunyai tiga orang putera yaitu:Halihi Raja, kawin dengan Naolo boru Sihaloho dari Janji Maria Parbaba, Dosi Raja, kawin dengan Bungahom boru Malau dari Rianiate, dan Datuktuk Raja kawin dengan Tiarma boru Sinaga Uruk dari Batu Upar, Urat. Kepada ketiga puteranya Simataraja membagikan tanah sebagai tempat kediaman masing-masing beserta keturunannya. Halihi Raja memperoleh Huta Uruk, Dosi Raja memperoleh Huta Toguan(Toruan), dan yang bungsu Datuktuk Raja memperoleh Huta Balian. Setelah Ompu Simataraja wafat, maka ketiga puteranya tetap menjadi raja di negeri Simarmata dengan damai. Diduga ketiga Ompu ini hidup sekitar tahun 1550. Dari ketiga putera Ompu Simataraja inilah yang menurunkan marga Simarmata dan menyebar keseluruh pelosok, terutama ke daerah pantai Sumatera ditepian pantai Danau Toba, baik kearah Timur, Tenggara maupun Barat, diantaranya ke Simalungun, Karo, Dairi, Humbang, Sibolga, Barus dan selanjutnya ke Pematang Siantar, Binjai dan kota-kota lainnya di Sumatera, Jawa, bahkan ke seluruh Indonesia dan Dunia.


Bila diperhatikan sepintas, bahwa raja-raja penguasa tanah Simalungun hanya terdiri dari empat marga yaitu Saragih, Damanik, Purba dan Sinaga, ada kesan bahwa keturunan Raja Nai Ambaton dari puteranya Saragi Tua, sudah cukup lama pergi ke tanah Simalungun sehingga dapat menjadi raja. Keturunan Simataraja marga Simarmata yang datang kemudian dapat diterima di Simalungun karena mengikuti marga dongan tubunya Saragi yang di Simalungun menjadi Saragih. Belakangan setelah kekuasaan raja-raja berkurang, marga Simarmata yang tadinya disebut marga Saragih kembali memakai marga Simarmata. Namun mereka umumnya kesulitan untuk mengetahui siapa diantara ketiga Ompu anak Simataraja, yang menjadi leluhurnya. Kebanyakan dari mereka menempati pesisir pantai di hadapan Pulau Samosir, seperti Tigaras, Haranggaol, Silalahi dan desa-desa disepanjang pantai tersebut. Konon kabarnya perpindahan generasi ini sudah berlangsung antara tujuh sampai sepuluh generasi.


  • Simataraja mengasihi adiknya Deak Raja dengan setulus hati.

Ketika ayahanda Lango Raja, Saing Raja, dan Simataraja meninggal, ibu mereka Ompu Bungaria boru Manurung sedang hamil (Marnadeak siubeon), kedua abang Simataraja bersikeras agar warisan peninggalan Ompu Tuan Binur dapat dibagi secepatnya. Tetapi Simataraja menolak dengan pertimbangan bahwa ibunda mereka masih hamil, mengandung calon adik mereka. Bagaimana warisan dapat dibagi tiga, sebab kalau ternyata bayi yang akan lahir itu adalah laki-laki, sesuai adat Batak, semuanya mempunyai hak yang sama. Simataraja meminta kepada abang-abangnya agar pembagian warisan ditunda saja dulu, sampai ibu mereka melahirkan. Permintaan Simataraja tidak disetujui oleh Lango Raja dan Saing Raja. Mereka tetap bersikeras agar pembagian dilakukan sekarang juga. Dengan perasaan sedih dan terpaksa Simataraja menyetujui keputusan kedua abangnya, dan dia berjanji bila bayi yang akan dilahirkan ibunya adalah laki-laki, maka warisan yang menjadi haknya akan diberikan kepada adiknya itu. Keputusanpun dilaksanakan, warisan dibagi tiga. Setelah tiba saatnya, ibunda merekapun melahirkan seorang putera yang diberi nama Deak Raja, dan sesuai janjinya Simataraja memberikan warisan miliknya untuk adiknya yang sangat disayanginya karena dia tidak sempat mengenal ayahanda mereka. Kemudian hari Deak Raja menurunkan marga Nadeak. Kisah ini dapat memberi pelajaran berharga bagi keturunan Simataraja, yang sekarang ini dikenal sebagai marga Simarmata, agar tetap menghormati yang lebih tua berupa tunduk kepada keputusan abangnya dan tidak mementingkan harta, dengan memberikan warisannya kepada adiknya, dan dia sendiri meninggalkan kampung halamannya di Rianiate dan pergi ke daerah baru, yang sekarang ini dikenal sebagai negeri Simarmata.


  • Simataraja unggul dalam hal komunikasi dan negosiasi.

Konon khabarnya bahwa di negeri Tamba, tempat tinggal keturunan Tamba, ada warisan peninggalan kakek Simataraja yaitu Saragi Tua dan peninggalan ayahnya yaitu Ompu Tuan Binur. Mereka berempat, Lango Raja, Saing Raja dan Simataraja beserta Deak Raja berunding untuk meminta penjelasan tentang warisan yang menjadi hak mereka. Disepakati bahwa yang menjadi utusan adalah Simataraja. Pada hari baik dan bulan baik, berangkatlah Simataraja ke negeri Tamba dengan misi "patotahon" atau "penegasan" bagian peninggalan ayah dan kakeknya. Kedatangan Simataraja disambut dengan baik oleh dongan sabutuhanya dari keturunan si Raja Nai Ambaton, yaitu Tamba bersaudara yang terdiri dari:Si Tonggor Dolok, Si Tonggor Tonga-tonga dan Si Tonggor Toruan. Melalui acara marsisean Tamba bersaudara bertanya tentang maksud dan kedatangan Simataraja, yang di jawab bahwa kedatangan Simataraja adalah untuk bertanya tentang warisan peninggalan kakek dan ayahnya yang ada di daerah Tamba. Tamba bersaudara mengakui bahwa ada peninggalan Ompu Tuan Binur dan Saragi Tua di daerah Tamba. Tamba bersaudara mengajak Simataraja ke Golat yang ada di daerah Tamba, lalu mereka berikrar dan menyepakati mana yang menjadi hak Tamba bersaudara dan mana yang menjadi hak keturunan Ompu Tuan Binur. Setelah ikrar dipastikan, tercapa rasa puas, pada masing-masing pihak, lalu mereka mengadakan pesta gembira, dengan mengundang semua unsur Dalihan Natolu. Pada pesta tersebut mereka mangalahat horbo sitingko tanduk, sijambe ihur, siopat pusoran namalo marege di tonga alaman, melambangkan kegembiraan hati dan kerbau yang mempunyai empat kaki melambangkan kesatuan mereka pinompar ni si Raja Nai Ambaton Nabolon. Kisah tersebut memberi pesan bahwa Simataraja, leluhur marga Simarmata adalah orang yang mempunyai kemampuan lebih dalam hal berkomunikasi dan negosiasi, bila dibandingkan dengan saudara-saudaranya. Dalam masyarakat Batak yang patrilineal, dimana yang tertualah biasanya yang mewakili kepentingan keluarga. Simataraja dapat memperoleh apa yang menjadi misinya, tanpa mendatangkan rasa sakit hati kepada siapapun, malah justru merasa puas, karena kemampuannya "marhata". Suatu bahasa diplomasi ala Batak yang penuh dengan bahasa halus, umpasa-umpasa, tamsil, yang tidak dimiliki semua orang. Kemampuannya berkomunikasi sangat prima, artinya mampu memilih kata yang tepat pada waktu yang tepat, dapat mengendalikan emosi, mau mendengar pendapat orang lain, mampu melihat tidak hanya yang tersurat, melainkan juga yang tersirat, mempunyai wawasan pemikiran yang luas dan yang terutama mempunyai ketulusan hati. Semoga keturunannya, SIMARMATA dapat mewarisinya.


  • Simataraja tidak mau mempergunakan kesempatan dalam kesempitan.

Ada keturunan Raja Turnip dan Raja Siallagan, yang tinggal di Simanindo. Mereka mendapat serangan dari marga Purba dari Simalungun. Serangan demikian hebatnya, yang mengakibatkan kalau ada keturunan Turnip dan Siallagan yang tertangkap langsung di jadikan hatoban atau budak. Raja Turnip dan Siallagan kewalahan dan butuh pertolongan. Lalu diadakan Sidang Darurat yang memutuskan untuk meminta pertolongan Simataraja, selaku dongan tubu, tetangga dan konon khabarnya juga marpariban karena sama-sama helani ni Limbong. Utusan ditugaskan menemui Simataraja, dan untuk menunjukkan rasa hormat mereka membawa kuda Sigajanabara. Mendapat penjelasan dari utusan, Simataraja diyakini dapat melepaskan mereka dari kesulitan, maka dia pun berangkatlah ke Simanindo. Simataraja merancang strategy. Turnip dan Siallagan diminta agar selama tujuh hari memintal tali ijuk. Kemudian selama tujuh hari Turnip dan Siallagan agar jangan ada yang meninggalkan rumah. Simataraja mau berjuang sendiri, mempertahankan Simanindo. Dia membuat orang-orangan, sejenis ondel-ondel Betawi, yang dibuat mirip serdadu perang. Dipasang hanya pada malam hari, antara Rahutbosi dan Simanindo. Suatu malam musuh yang ditunggu-tunggupun datang, Simataraja siaga dengan tali ijuk di tangan, mengontrol orang-orangan. Begitu musuh sudah masuk pada jarak yang sesuai, tiba-tiba pengontrol ditarik mengakibatkan orang-orangan bergerak, bergoyang-goyang seperti serdadu yang menyerang musuh. Simataraja memberi komando seperti berperang. Musuh sangat kaget, menghadapi situasi yang tidak terduga, maka posisi perahu mereka kalang kabut, ada yang panik, ada yang tenggelam, ada yang melarikan diri. Musuh sudah kalah, sebelum menyadari apa yang terjadi. Turnip dan Siallagan sangatlah gembira. Pestapun diadakan, Simataraja diminta kesediaannya agar mau tinggal bersama mereka. Simataraja menolak permintaan dongan sabutuhanya, dengan ucapan:Marilah kita menempati tanah masing-masing. Kemudian mereka bertiga "marpadan". Pesan dari ceritera ini adalah Simataraja tidak mau mempergunakan kesempatan dalam kesempitan orang lain, tanah yang ditawarkan ditolak. Semoga keturunannya marga Simarmata, jangan menjadi orang yang materialistis.


  • Tugu Simataraja

Tugu adalah monumen, pemersatu dan sebagai simbol leluhur marga, sekaligus menegaskan bahwa pomparan ini, keluarga ini bukan "mapultak sian bulu". Dengan memiliki monumen seorang keluarga Simarmata, tidak soal dari mana dia berasal, berapa generasi moyangnya sudah pergi merantau meninggalkan bonapasogit, dia tetap dapat berkata inilah leluhurku, akulah cucunya. Bonapasogit adalah tanah kelahiran, kampung halaman, tempat ziarah, tempat perantau melabuhkan rindu. Bonapasogit bagi keturunan Simataraja adalah tanah Simarmata, suatu negeri di pulau Samosir. Kini tugu kebanggaan seluruh pomparan, keluarga besar Ompu Simataraja, sudah berdiri tegak disebuah desa, dinegeri Simarmata bernama Toguan, ditepi Danau Toba, seolah melambai memanggil pulang anak cucunya untuk membangun bonapasogit tercinta, seolah mengulurkan tangan menyambut kedatangan "pomparan"nya dan berkata:Cucu-cucuku aku adalah leluhurmu, Simataraja Simarmata dan Lahatma boru Limbong Sihole, Tugu ini adalah pemersatu bagimu keturunanku, Tugu ini adalah tempat ziarah bagi kamu yang lelah, Tugu ini adalah mata air bagi kamu yang rindu. Tugu mempunyai ketinggian 17 meter. Pada puncak tugu terdapat "tatuan" yaitu sejenis piring yang terbuat dari kayu dan mempunyai "kaki" semacam penyangga. Dengan tatuan ini pada masa lampau keluarga Batak makan bersama. Pada model tatuan dipuncak tugu tersebut tidak lupa nasi putih. Tatuan berisi nasi putih ini menggambarkan-menyimbolkan "Pomparan Simataraja adalah sapanganan jala sada roha, seia sekata".

Semoga dapat menambah pangetahuan kita serta menambah wawasan dalam mengenal asal muasal nenek moyang kita.

Jumat, 25 September 2009

Keluarga Simataraja Simarmata

KERJA BESAR, BUKAN OMONG BESAR

Seringkali orang mengatakan bahwa kesuksesan dapat diraih dengan memiliki impian dan
tujuan yang jelas dan terukur. Mereka yang mampu menggambarkan impian dan tujuan
yang ingin diraihnya dengan jelas dan jernih, akan dapat meraih kesuksesan. Namun
realitasnya banyak manusia di muka bumi ini yang sudah memiliki impian dan tujuan
yang jelas dan terukur namun tidak pernah berhasil mencapainya. Banyak orang yang
mampu menggambarkan impian dan tujuannya sejernih kristal, setajam pisau belati,
namun tidak berhasil meraih impiannya tersebut. Mengapa demikian ?
Salah satunya adalah karena sebagian besar orang hanya sebatas memiliki impian dan
tujuan semata. Banyak orang yang hanya memiliki impian dan tujuan sebatas omongan,
belum dalam realitas tindakannya. Itulah salah satu penyebab mengapa banyak orang
yang tidak mampu merealisasikan impiannya.
Kita harus menyadari bahwa kesuksesan dan kemuliaan hanya dapat diraih melalui
sebuah kerja besar, melalui usaha besar dengan cara yang cerdas, bukan dengan omong
besar semata. Kita harus menyadari bahwa sesuatu yang besar hanya dapat diraih melalui
kerja besar dan usaha yang besar. Maka bukan sekedar impian dan tujuan semata,
diperlukan kemampuan kita untuk mendefinisikan sasaran atau target kesuksesan
tersebut kedalam sebuah strategi perencanaan dan langkah-langkah dalam tindakan yang
harus dilakukan.
Diperlukan penjabaran dalam strategi dan langkah-langkah yang harus dilakukan dengan
jelas, sehingga dapat menjadikan setiap tindakan atau setiap kerja yang dilakukan selalu
terarah sesuai dengan sasaran impian tersebut. Dengan demikian bukan sekedar omong
besar, namun diperlukan kerja besar dengan strategi dan perencanaan yang terarah
sesuai impian. Karena kalau hanya melakukan kerja besar namun tidak memiliki strategi
dan perencanaan yang jelas dan terarah sesuai impian, maka akan menjadi sia-sia.
Mengubah sebuahimpian dan tujuan menjadi sebuah strategi dalam perencanaan tindakan
nyata dalam kehidupan adalah hal yang sangat penting. Meski demikian itu saja belum
cukup, masih diperlukan lagi sebuah keyakinan akan kemampuan dalam diri, komitmen
tinggi untuk meraihnya, serta memiliki ketahanan mental yang tinggi untuk menghadapi
setiap tantangan dalam menjalankannya. Karena itu sangatlah penting melaklukan usaha
besar dengan tindakan nyata yang terarah, dibekali dengan keyakinan yang kuat serta
komitmen yang tinggi untuk mencapai sasaran yang diinginkan.
Orang-orang yang berhasil meraih kesuksesan dan kemuliaan hidup sangat menyadari
bahwa meraih sebuah impian kesuksesan sangat diperlukan kerja cerdas, kerja besar dan
usaha besar dengan keyakinan hati yang kuat. Mereka yang berhasil tidak pernah
melakukan kerja dengan setengah-setengah, tidak pernah melakukan usaha dengan
setengah hati, tetapi memiliki keyakinan hati yang kuat dalam menjalankan strategi yang
sudah direncanakannya. Memiliki komitmen tinggi dalam tindakan memperjuangkan
tujuannya. Karena mereka yang berhasil meraih kesuksesan bukan mereka yang hanya
pintar berbicara atau "omong besar", melainkan mereka yang memiliki kesungguhan
melakukan kerja besar untuk merealisasikan tujuannya.
Pada kenyataannya banyak orang kalau ditanya pasti menginginkan sebuah kesuksesan
besar dalam hidup, tetapi realisasinya ndalam tindakan tidak sesuai dengan omongannya.
Misalnya, mereka tidak mengalokasikan tenaga yang cukup, waktu yang memadai dan
usaha yang besar untuk mewujudkan impian besarnya. Pada akhirnya mereka tidak akan
pernah berhasil meraih tujuannya.
Pertanyaannya, bagaimana dengan diri kita masing-masing ?
Sudah seberapa besarkah alokasi waktu dantenaga yang kita curahkan untuk meraih
impian kesuksesan yang kita cita-citakan ?
Sudah berapa kuatkah keyakinan hati kita dapat memperjuangkan impian kesuksesan
yang kita canangkan ?
Sudah berapa besarkah usaha yang kita lakukan dalam merealisasikan impian kita ?
Apakah kita sudah fokus dan terarah dalam setiap tindakan mengacu pada sasaran impian
yang kita tetapkan ?
Hanya diri kita masing-masing yang dapat menjawab pertanyaan ini.
Satu hal yang harus kita yakini adalah kesuksesan itu tidak terjadi secara kebetulan.
Keberhasilan itu tidak diperoleh secara kebetulan. Semuanya itu diperlukan semangat
yang membara, kekuatan hati yang penuh, komitmen yang tinggi dalam bekerja dan
usaha yang besar dalam mewujudkannya. Dengan kata lain, melakukan usaha besar,
bekerja dengan cerdas dan keras, berpikir kreatif dan inovatif, melakukan dengan
keyakinan sepenuh hati adalah hal yang sangat bijaksana untuk dikerjakan dan belum ada
gantinya.
Mereka yang pandai memanfaatkan waktu, memanfaatkan tenaga dengan cukup,
menggunakan potensi kemampuan fisik, mental, spiritual yang dimilikinya secara terarah
sesuai dengan sasaran impiannya, cenderung akan lebih berhasil dalam meraih sasaran
kesuksesan yang ingin didapatkannya. SEMOGA BERMANFAAT.
Salam Motivasi Nurani.
Sumber: Kerja Besar Bukan Omong Besar Oleh Eko Jalu Santoso adalah, Founder Motivasi
Indonesia, Penulis buku THE ART OF LIFE REVOLUTION dan buku HEART REVOLUTION
diterbitkan Elex Media Komputindo.

Selasa, 15 September 2009

TUJUAN HIDUP

Ini Tentang Kita Tapi Bukan Hanya untuk Kita

1 Apa Itu Tujuan Hidup

2 Kapan Melakukannya

3 Dimana Kita menemukannya

4 Siapakah Yang Melakukannya

5 Mengapa Melakukannya

6 Bagaimana Melakukannya

1 Roma 11:36 Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya.

2 Yes 46:3-4 Dengarkanlah Aku, hai kaum keturunan Yakub, hai semua orang yang masih tinggal dari keturunan Israel, hai orang-orang yang kudukung sejak dari kandungan, sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu.Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku memikul kamu dan menyelamatkan kamu.

2 Efe 5:16-17 dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.

3 Yak 1:25 Tetapi barang siapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun didalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya.

3 Kor 2 :7 Tetapi yang kami beritakan ialah hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia, yang sebelum dunia dijadikan, telah disediakan Allah bagi kita.

4 Efesus 1:4 Sebab didalam Dia Allah telah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat dihadapan-Nya.

4 Yak 4:4 Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu,bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barang siapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.

4 Efe 3:6 yaitu bahwa orang-orang bukan Yahudi, Karena Berita Injil, turut menjadi ahli waris dan anggota-anggota tubuh dan peserta dalam janji yang diberikan dalam Kristus Yesus

4 ibrani 10 :38-39 Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya.” Tetapi kita bukan orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa tetapi orang-orang yang percaya dan beroleh hidup.

4. 1 Yes 45:9 Celakalah orang yang berbantah dengan pembentuknya;dia tidak lain dari beling periuk saja! Adakah tanah liat berkata kepada pembentuknya:”Apakah yang kaubuat?” atau yang telah dibuatnya:”Engkau tidak punya tangan!”

5 Kol 1:6 Karena didalam Dialah telah di ciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada dibumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.

5 Kisah 17:24 Allah yang telah menjadikan bumi dan segala isinya, Ia, yang adalah Tuhan atas langit dan bumi, tidak diam dalam kuil-kuil buatan tangan manusia, dan juga tidak dilayani oleh tangan manusia,

6 Rom 15:7 Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah

6 Kol 3:5-6 Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, semuanya itu mendatangkan murka Allah.

6 Rom 17:4 Aku telah mempermuliakan Engkau dibumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukanNya.